BILA Anda melakukan perjalanan malam hari dari Samarinda menuju Bontang lewat jalan darat yang gelap gulita tanpa lampu penerang jalan, sejenak akan terpesona menyaksikan pemandangan yang kontras ketika makin mendekati Kota Bontang. Dari kejauhan, cahaya benderang bagai menyembul dari sela-sela perbukitan. Taburan cahaya itu makin bersinar terang ketika Anda memasuki kota di pesisir menghadap Selat Makassar ini.
CAHAYA itu berasal dari api yang menyala dari tabung-tabung pipa filter pengolahan gas alam milik PT Badak NGL Co. Bagai obor-obor raksasa, api-api itu menerangi kota. Ditambah lagi taburan cahaya lampu yang bertebaran di berbagai sudut area kilang pengolahan gas alam cair tersebut menambah gemerlap suasana kota di malam hari.
Kota Bontang adalah kota industri yang sedang tumbuh. Hadirnya PT Badak NGL Co yang mulai beroperasi tahun 1974 disusul tiga tahun kemudian PT Pupuk Kaltim, tak dimungkiri menjadikan kota ini hidup. Padahal dulunya, Bontang hanyalah sebuah desa kecil yang sepi di bawah naungan Kabupaten Kutai. Bontang Kuala, demikian nama desa itu, kini menjelma menjadi kota yang ramai seiring dengan statusnya yang meningkat dari kota administratif menjadi kota otonom pada 1999. Bontang Kuala yang terletak di sebelah utara Kota Bontang kini, tetap menjadi perkampungan nelayan.
Membandingkan Bontang Kuala cikal bakal kota ini dengan Bontang kini, sungguh jauh berbeda. Di Kota Bontang, khususnya di dalam kawasan dua perusahaan raksasa itu, berbagai fasilitas modern dan lengkap tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi karyawan perusahaan itu, tempat olahraga, rekreasi, taman-taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang. Dua hotel berbintang yang megah pun berada di salah satu kompleks tersebut. Beberapa kilometer keluar dari kawasan itu menuju kawasan Bontang lama, akan terlihat rumah-rumah penduduk yang belum seluruhnya permanen, hotel-hotel melati, pertokoan dan pasar-pasar tradisional, serta jalan sempit yang belum semua beraspal.
Bontang memang tengah berbenah. Jalan-jalan sedang diperbaiki. Berbagai usaha jasa juga mulai bermunculan, seperti bank-bank swasta nasional, hotel berbintang dan restoran, serta jasa telekomunikasi seperti warung telekomunikasi dan warung internet. Sektor jasa dan industri pengolahan adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sebanyak 28,3 persen penduduk Bontang bekerja di sektor jasa, dan 27,3 persen di sektor industri pengolahan. Kota ini memang bertekad menjadi kota industri dan jasa. Dua perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota ini.
Peran kedua perusahaan itu bagi pembentukan PDRB Bontang sangat dominan. Industri migas berupa gas alam cair (LNG) tiap tahun memberi kontribusi lebih 90 persen. Demikian pula industri pengolahan tanpa migas yang pertumbuhannya 5,27 persen di tahun 2001, lebih banyak dipengaruhi kegiatan PT Pupuk Kaltim Tbk.
Kegiatan industri pengolahan gas alam cair yang di tahun 2002 menyumbang lebih dari Rp 23 triliun bagi PDRB, agaknya masih menjadi andalan utama kota ini hingga 30 tahun ke depan. Selama itu pula perekonomian daerah ini diperkirakan bersumber pada sektor industri pengolahan tersebut. Padahal industri ini bersumber pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Sumbangan PT Badak NGL Co dan PT Pupuk Kaltim Tbk bagi pembentukan PDRB Bontang sangat tinggi, mencapai lebih 90 persen. Kondisi ini membuat kegiatan ekonomi lainnya kurang terlihat perannya. Padahal keberadaan dua perusahaan itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup sehari-hari. Begitu pula kebutuhan sarana dan prasarana baru, baik perumahan, perkantoran, perhotelan, maupun sarana infrastruktur lainnya. Namun, peningkatan sektor perdagangan cenderung melemah secara meyakinkan dari 9 persen pada 1999 menjadi 3 persen pada 2002. Sementara sektor bangunan, meskipun cenderung berfluktuasi, sempat meningkat menjadi 12,5 persen pada 2001, dan turun 0,5 persen menjadi 12 persen pada 2002.
Pemanfaatan sumber daya alam di luar migas selama ini belum digarap optimal, seperti perikanan dan pariwisata. Potensi terbesar Bontang terletak pada sumber daya laut. Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir putih bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain menarik wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah dikembangkan sebagai obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah, serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kabupaten Kutai Timur.
Juga, potensi sumber daya laut berupa perikanan laut di masa datang berprospek cerah. Wilayah laut 34.977 hektar atau 70,29 persen dari luas Bontang terdiri atas, hutan mangrove 13.990 hektar, terumbu karang 8.744 hektar dan rumput laut sekitar 16 hektar. Hutan mangrove di sekitar Pulau Melahing, Agar-agar Panjang, Karang Sengajah dan Badak-badak. Ekosistem terumbu karang di sepanjang perairan laut, terutama terumbu karang tepi.
Potensi budidaya laut dengan komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut, dan tiram yang banyak dicari pasar luar negeri. Ikan kerapu banyak terdapat di sekitar Pulau Melahing dan Kerindingan. Udang dan kepiting di perairan Tanjung Santan. Kekayaan sumber daya laut ini langsung memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Selain sebagai sumber penyediaan bahan pangan, juga penyerapan tenaga kerja.
Hasil laut tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga mulai dipasarkan ke luar Bontang, bahkan diekspor. Tahun 2001, produksi ikan (tambak, kolam, keramba) 123,7 ton, rumput laut kering 37,25 ton, teripang 1 ton lebih, dan ikan laut 3.994 ton. Produksi perikanan laut juga mulai diolah menjadi bahan makanan , seperti ikan kering dari berbagai jenis ikan laut, cumi-cumi dan ikan teri. Juga udang papai yang banyak diminati dan terasi khas Bontang.
Senin, 22 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
hmmm...saya kira gk bgz2 amt. dr sudut wartwan kali. lain kali bgzan
Mksud lho pa wan?
Q g ngerti??
c d(capek deh)
Posting Komentar